Wednesday, January 12, 2011

Sakit pinggang (2)

Sebagai salah satu penggemar Rock dan balada, Iwan Fals khususnya, saya kutip lirik salah satu lagu dangdut tempo dulu yang dinyanyikan Nais Larasati :

“bagaikan petir di siang hari..bagaikan layang putus dari benangnya..”

Setidaknya syair tersebutlah yang paling cocok menggambarkan perasaan dan pikiran saya ketika mendengar saran dari dokter syaraf untuk tidak berolahraga badminton, bersepeda dan tenis terkait sakit pinggang yang sama alami. Saran-saran lain yang keluar dari mulut dokter bahkan saya tidak ingat, ocehannya bagaikan mendengar Ruhut Sitompul menyanyikan lagu kangen band di Tivi milik Aburizal Bakri.

Apa boleh buat, pilihannya buat saya sekarang tinggal 2, yang pertama ganti hobby yang kedua ganti dokter.

Olahraga yang dianjurkan untuk saya sekarang adalah berenang dan senam khusus punggung. Saya memang menyukai renang, tapi dalam kategori bermain-main dengan air, bukan konteks sport atau game. Sensasinya aga lain dengan badminton atau tenis, dimana kita bisa bersenang-senang atas kekalahan lawan, bisa terbahak-bahak ketika lawan di smash lalu terguling-guling. Sinting memang, tapi itu juga yang membuat saya khawatir akan diri saya yang jangan-jangan punya bakat jadi politikus atau aparat pemerintah -berkampanye lalu berkhianat- bedanya saya tetap sportif menerima kekalahan, walau ujung-ujungnya ada yang bisa yang jadi kambing hitam, kalau ga raket ya sepatu atau shuttelcocok bahkan Nurdin Halid.

Sedangkan Kemampuan berenang saya memang sebegitu-begitunya, kalau ga gaya katak ya gaya dada, kalau sudah bertanding ya ujung-ujungnya pake kartu As : asal nyampe, asal gak tenggelam, asal penampilan tetap ok. Kalau kalah bertanding renang apa yang bisa saya salahkan? celana renang ? kadar garam kolam ? fauzi bowo ? itulah makanya renang saya perlakukan untuk main-main saja, untuk bertanding saya pasti menolak, menaklukan diri sendiri di kolam renang saja sulit.

Disamping berenang, saya dianjurkan untuk melakukan gerakan senam punggung sederhana, yang gerakan-gerakannya sepertinya mirip senam hamil. O my good, pesakitan saya sudah disamakan dengan wanita hamil tua atau bahkan wanita tua hamil, kalau ternyata ini juga yang dirasakan saat hamil, betapa hebat dan sungguh mulianya wahai para ibu sedunia, terutama ibu saya yang sampai 6 kali hamil.


Pilihan kedua adalah mengganti dokter. Saya mau cari dulu 2nd opinion, apa betul saya harus terhindar dari badminton/tenis/bersepeda. Untuk dokter kedua ini saya coba adakkan pendekatan khusus agar tidak mengeluarkan pernyataan menyakitkan itu. Jika perlu saya bilang ke dia bahwa saya ini backing nya kuat, perwira bintang 3 di Reskrim atau keponakan Nurdin Halid, jadi kalau dokter ngomong macam-macam yang membuat saya kecewa bisa-bisa ditangkap Densus 88 atau ditegur FIFA.

Ya sudah lah saya hanya mohon doa saja semoga saya cepat pulih.

Juga doa buat teman saya yang baru tertimpa kecelakaan baru jatuh dari motor hingga giginya patah, Panji alam Semesta yang pernah saya tampilkan foto dan uraiannya. Mudah-mudahan rekan Panji dapat bersabar dan beraktivitas seperti sedia kala tanpa kehilangan pesona sedikitpun, di terima segala amalannya, iman dan islamnya. Amiin.

Jkt. 12.01.11

No comments: