BuraHol
adalah titik koma..
Friday, August 09, 2024
Saya dan Kisruh Pocari Run 2024
Kawan,
Pocari run 2024 sudah 2 minggu berlalu.
Tapi rasanya nya ada hal-hal mengganjal yang jika tidak disampaikan khawatir jadi benih-benih usus buntu. Ada urusan yang belum selesai dengan event ini untuk dikomentari sebagai evaluasi pasca event.
Setidaknya evaluasi pasca even ini bisa jadi bahan obrolan kurang penting para pegiat lari. Karena sesungguhnya obrolan kurang penting di antara para pelari itu sangat berguna untuk mengalihkan basa basi racun dunia seperti : "dah daftar race apa lagi ?", "berapa target finish?", "lagi ada diskon sepatu lo !".
Evaluasi pasca event juga diperlukan untuk bahan diskusi bersama pasangan di rumah untuk mengalihkan riak-riak prahara rumah tangga seperti "race terooos..!", "paket lageee..", dan "ini janjian lari sama siapaaaa ?"
Tulisan ini ditujukan untuk 4 pihak utama yang mebuat gelaran Pocari 2024 ini dapat terus membaik dan menjadi yang terbaik. Yaitu kepada (i) Para Pelari, (ii) Masyarakat Bandung (iii) Penyelenggara, , dan terakhir Yth (iv) Mentri Pariwisata dan Kebudayaan.
(i) UNTUK PALA PELARI
Izinkan saya terlebih dahulu memetakan dan menyapa jenis-jenis golongan pelari yang hadir di event running pocari 2024 ini dan biasanya tersebar mewakili seluruh pelari dari segala penjuru mata angin :
1. Golongan pura-pura lemah tapi penuh dusta
Ini kelompok penipu kelas teri bongsor, pembohong kelas kucing garong dan berbahaya seperti pernyataan tengik "Aku kaya gini cuman sama kamu doang dek..!". Ini golongan yang layak diajak berantem sama Khabib Nurmagomedov.
Ini kelompok yang mengaku jarang latihan, ngaku ga punya training plan, bilangnya lari cuman gantiin teman yang berhalangan hadir, ngaku ga punya target waktu, ngakunya lari untuk senang-senang aja. Padahal persiapan nya sudah kaya mau ujian masuk ABRI, ikut bimbingan belajar sama coach khusus. Pas di race lari ngacir kencang kaya tupai kebelet birahi.
Pokoknya penuh dusta dan tipu daya.
2. Golongan gatau diri dan menantang maut
Golongan ini berlari di luar kemampuannya. Golongan yang membuat tim medis sibuk memenuhi jobdesnya. Sahabat baik salonpas spray dan sopir ambulans. Ga punya training plan, fakir latihan, miskin strength training, irit jam tidur tapi tiba-tiba pengen race Full Marathon.
Golongan yang punya target Half Marathon pace nya Robi siantury tapi latihan nya training vokal spt Roni Siantury. Ini golongan pelari yang membuat malaikat pencabut nyawa siap siaga menjalankan tugasnya. Dia pikir lari FM semudah tipu muslihat kepada pasangan "Ini beli sepatu mumpung lagi diskon aja ko Ayang"
Inilah golongan yang biasanya beresiko punya catatan jumlah cedera yang lebih banyak daripada catatan amalan puasa senen kemisnya.
3. Golongan Ambi dan tidak berbudi pekerti
Golongan ketiga ini yang jika posting foto di sosmed, terdapat simbol jam tangan mahal lalu ada statistiknya : Morning Running 21.1 Km, pace 5:00, HR 135. Terus dikasih caption : "Lari tipis-tipis" atau "Bukan Personal Best yang penting happy". Golongan ini yang membuat golongan kedua tadi semakin tidak tahu daratan.
Golongan yang sebetulnya diharapkan temen - temennya jadi cemilan ikan piranha kalo abis flexing catatan lari. Golongan yang jika nongkrong di cafe pesennya air mineral, yang kalau diajak maen malem izin pulang duluan terus bilang "besok ada PR longrun".
Golongan inilah yang butuh pertolongan taubat, karena mereka lupa bahwa silaturahmi lah yang akan mempermudah masuk sorga bukan ngerjain PR dari personal coach.
4. Golongan Pelari Penggerak Ekonomi
Golongan pelari ini yang paling berbakti kepada perputaran roda ekonomi bangsa, tetapi beresiko memicu konflik pisah ranjang dalam rumah tangga. Semua dibeli. Kolektor nomor wahid alat dan bahan kebutuhan lari lainnya (yang ga butuh-butuh amat).
Jam sport mahal seri terbaru, sepatu kelas pelari olimpiade, HR chest, power meter, earphone merek buah2an, semua dikoleksi.
Tidak lupa jersey, celana, compression, headband, armband, baselayer, kaos kaki, race belt, visor, pokonya atas bawah luar dalam bisa matching semua, bisa berganti warna sesuai suasana hati dan tema hari-hari besar nasional.
Golongan ini sekaligus sebagai duta fashion para runner kepada khalayak luas bahwa fashion lari sekarang sudah berkembang dari sekedar celana training, kaos oblong dan sepatu kelinci.
5. Golongan Perfeksionis
Empat golongan di atas dipastikan tergabung bersatu padu dalam satu golongan ini, yaitu golongan pelari yang berharap event lari sesempurna olimpiade : Jalanan steril, waterstation banyak, refreshment enak, cheering point meriah, medali baja istimewa, bayar murah, udara dingin serta pulang-pulang makin disayang mertua. Saya termasuk dalam jajaran jamaahnya. Sayangnya, kita belum mendapatkan kombinasi istimewa tersebut di race pocari 2024 ini. Tidak mengapa. Tidak semua cinta dan harapan memang harus berbalas.
Kawan, dari golongan pelari manapun kalian, ucapan pujian layak diacungkan setinggi-tinggi nya dalam menyelesaikan event lari kombinasi halang rintang ini seperti (i) lari di kegelapan sepanjang supratman selepas start, (ii) lompat galah menghindari jalan bolong & tambalan jalan yang tak rata, (iii) pindah jalur ke trotoar, (iv) tatap-tatapan penuh amarah sama aa aa motor yang kesal jalan nya disetop (vi) ujian rasa ikhlas dalam festival klakson & knalpot berisik di setiap perempatan dan (vii) Pura-pura bahagia di depan fotografer walau sisa nafas tinggal sejengkal tangan balita.
Akhirnya semua patut disyukuri, semuanya aman terkendali. Di akhir acara pun tidak ada kabar menyedihkan dari para pelari seperti korban kolaps, tertabrak kendaraan, dibawa ke IGD RS, atau dighosting ayang. Semuanya utuh dan selamat.
**
Tapi keluhan-keluhan miring tetap saja ramai. Dari beberapa keluhan major yang ada, sepertinya yang menempati urutan tertingginya adalah semakin “tidak steril” nya jalan untuk berlari. Apalagi kalau dibandingkan dengan saat dimulainya Pocari Run 2017 di Bandung. Jalanan sebesar itu-itu saja, ruang untuk pelari semakin sempit, kendaraan warga semakin bertambah, jumlah pelari semakin banyak, istri semakin bertambah tua. Lengkap sudah lah penderitaan para pelari.
Memang berharap jalanan steril di event lari Bandung, bagai berharap Onky Aleksender balikan Pramitha Rusadi. Mungkin tapi muskil.
Bagaimana tidak, tidak ada alternatif transportasi lain di Bandung untuk masyarakat yang tetap butuh mobilitas di hari event. Toko klontong, pom bensin, supermarket, rumah makan, pasar tradisional, apotek tetap harus buka, roda ekonomi harus tetap berputar.
Coba bayangkan jika di Rumah sakit ada sebuah pengumuman : “Kepada seluruh pasien ICU, dalam keadaan koma atau sadar, harap mengganti infus nya sendiri-sendiri, karena para tenaga medis tidak bisa hadir di RS sesuai jadwal demi jalanan steril untuk event lari”. Tidak mungkin juga di apotek bikin pengumuman “Apotek sementara tutup, para pegawai tak bisa datang karena jalanan ditutup. Bagi pasien yang yang mau beli obat gatal-gatal, harap gosok pake bawang merah saja dulu”
Sehingga mengharapkan jalanan steril dengan rute lari Pocari Run 2024, tanpa ada alternatif transportasi di Bandung adalah harapan yang kejam.
Artinya jika tetap mengaharapkan jalanan steril di Pocari Run Bandugn dengan rute yang ada, hanya ada 2 pilihan untuk menyelesaikan permasalahannya, yaitu : (i) Bangun transportasi publik yang mumpuni. Jikalau hal itu tidak bisa terpenuhi, maka masuk ke pilihan kedua (ii) bekali masyarakat setempat dengan kemampuan ilmu katuragan bisa menghilang. Jika kedua hal itu tidak bisa dilakukan, maka satu-satu nya cara adalah (iii) menurunkan ekspektasi.
Anggaplah Pocari Run 2024 adalah hajatnya kota Bandung. Hari besar kota yang mesti dirayakan bersama dengan penuh bahagia dan sukacita. Hari dimana kita bertemu darat dengan kawan-kawan yang selama ini hanya bertegur sapa dan kasih like di media sosial. Ingat ya, anda terutama golongan pelari nomer 3, tidak akan terkena kaligata atau terserang malaria jika tidak mendapatkan Personal Best di event ini. Sehingga anda pun wahai golongan pelari kesatu, tidak perlu menutupi dusta-dusta anda karena tidak memungkinkan untuk anda kebut-kebutan sepanjang jalan. Lalu nanti kita berharap semakin lama pelari ke golongan kedua akan semakin berkurang dan tentu akan lebih meringankan tugas para tenaga medis dan petugas disdukcapil.
Yang perlu disyukuri sebagai keberkahan mutlak Pocari Run di Bandung adalah tentang cuaca. Bayangkan, lari pagi di Bandung mulai jam 05.00 (FM) jam 05.30 (HM) jam 06.00 (10K), cuacanya itu seperti tatapan istri yang baru ditransfer uang rapelan 3 bulan. SEJUK dan MENYEGARKAN !
Sehingga dengan demikian, acara Pocari Run 2024 ini kalaupun tidak akan menghasilkan pelari-pelari dan rekor-rekor yang hebat karena berbagai keterbatasan jalan, setidak nya bisa menghasilkan pribadi-pribadi pelari yang pandai untuk bersyukur dan lihai dalam bersabar. Toh malaikat penjaga kubur juga tidak akan mengubah pertanyaan menjadi “Man rabbuka, berapa Personal best FM anda ?”
*Bersambung*
tulisan Untuk (ii) Masyarakat Bandung (iii) Penyelenggara, dan terakhir Yth (iv) Mentri Pariwisata dan Kebudayaan bersambung pada bab berikutnya
**
RGI - IG @sukria21
Thursday, May 30, 2024
Tokoh inspiratif 9925
*Ini merupakan tulisan untuk ajakan reuni 25 tahun ITB 99*
Berikut adalah 13 sosok inspiratif di minggu pertama Tantangan 9925.
1. Prof Fatimah Arofianti (FI 99)
Bersama Prof Insanu (FA 99) menjadi 2 Profesor yang tercatat mau ikut Tantangan 9925. Sebuah kehormatan buat kita semua.
Tetap rajin menyumbang Kilometer walau sedang tugas ke manapun.
Total KM yang disumbangkan sudah setara 21x keliling lapangan sabuga. Sungguh suri tauladan.
2. Chaidir Akbar (TL 99)
Penyumbang total KM terbanyak di minggu pertama. Selalu menjadi inspirasi pegiat olahraga 99. Sudah finish & menaklukan berbagai lomba extreme sport di berbagai negara seperti Triathlon di Australia, Marathon Di New York, Audax di Prancis, Trail Run di Rinjani dll.
Yang belum finish adalah terus berusaha menaklukan hati Istri tercinta. Di rumah.
Konon baginya itu lebih extreme sport.
3. Niar Yuniarti & 4. Deasy Syarifudin (FA 99)
Pemimpin klasemen di kategori jalan kaki.
Total KM berjalan kaki berdua jika digabungkan adalah sejauh 107 Km dalam seminggu.
Setara jarak Kongo ke Kamerun.
Setelah melihat jurusan nya, diyakini mereka berkonspirasi meracik obat kuat sendiri.
5. Lorenzius (GD 99)
Penyumbang KM terjauh di kategori lari. 81Km dalam seminggu! Tidak untuk ditiru para nyubi.
Jarak yang ditempuh nya mungkin setara 140x jarak GKU Lama ke kantin borju, tapi lewat PAU.
Atau sejauh rute angkot Ledeng - Margahayu 5 rit.
Sepertinya beliau sedang persiapan pulang kampung jika kehabisan tiket pesawat.
6. Visca Wellyanita (GM 99)
Paling sering nyalain strava dan paling banyak aktivitas bergerak di strava. Pas admin mau stalking lebih jauh, HP keburu direbut istri.
Maap informasi nya jadi pendek.
Untung udah clear chat.
7. Mustofa (TK 99)
Apresiasi khusus dr panitia karena dia adalah Presiden Keluarga Mahasiswa 99.
Inspirasi bagi nyubi karena menjadi penyumbang KM terpendek yaitu 20 Meter saja.
Mungkin beliau koprol.
Dari ruang tamu ke toilet.
8. Nissa Hanoum & 9. Nina Puspitasari (PL 99)
Duta dan sekaligus Pemimpin klasemen KM di cabor Tennis. Walau sebetulnya waktu & jarak yang dihabiskan untuk mencari kostum tenis di Cihapit & Cicaheum jauh lebih lama dari bermain tenis nya itu sendiri.
10. Komang Elva (PL 99)
Pemimpin klasemen di cabang olahraga sepeda. Kuat banget, baik hati dan pandai menyanyi. Gabungan apik kombinasi Mia Audina dan Meriam Belina.
11. Dedi Wijaya (FI 99)
Inspirasi untuk para nyubi.
Mengaku sudah 3 tahun kabisat ga olahraga. Langsung jalan kaki 3.3 Km.
Hasilnya pegel2 kaya abis berantem sama pelaku curanmor.
Dengan inspirasi nya ini, beliau berpeluang menjadi model majalah dewasa pria seperti Majalah Trubus dan Intisari, edisi pengobatan tradisional ala Dr. Hembing.
12. Cecep Rudiana (GM 99) dan 13. Dina (TL 99)
Insipirasi sebagai Pasangan serasi. Kemana2 olahraga berdua. Menandakan kemungkinan rumah tangga yang kompak, harmonis, dan selalu bahu membahu.
Kemungkinan kedua memang selalu metode waskat (pengawasan melekat) atau ada trust issue karena sering ngilangin tupperware istri.
Demikian 13 tokoh inspiratif dari hasil tantangan 9925 di minggu pertama.
Yang terpenting, ayo datang dan ramaikan reuni 25 Tahun ITB 99.
πΆ Reuni 99 kudu bersejarah, jangan sampai jadi biasa ajahπΆ
Sunday, May 19, 2024
AJAKAN TANTANGAN 9925 (2)
Tips mengikuti
Tantangan Bergerak 9925,
*tulisan ini dibuat dalam rangka campaign challenge bergerak dalam rangka reuni 25 tahun ITB angkatan 99
A. Untuk para nyubi :
1. Ingat, ini bukan ajang untuk seleksi jadi rampok indomaret. Jadi kalau lari tidak usah terbirit-birit. Kecepatan bukan yg utama. Santai aja sambil ngobrol sama ayang. Bisa sambil ngomongin masa depan, rencana travelling dan kenangan bulan madu. Hindari ngomongin bayaran anak sekolah atau kenangan ayang mantan, olahraga jalan/lari/sepeda bareng tsb bisa berubah jadi muaythai atau UFC.
2. Mengingatkan kembali, tantangan 9925 ini untuk aktivitas fisik apa aja seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, berkuda, naik unta, ice skating, maen kasti, tenis, sepakbola dan lain2. Intinya aktivitas yang melibatkan pergerakan secara kinetis dari satu tempat ke tempat lain tanpa menggunakan bantuan kendaraan bermotor, ebike, odong2, kereta2an di dlm mol, pesawat ulang alik ataupun merpati pos.
3. Jangan memaksakan diri jika lelah berlebihan, kleyengan, pusing, kunang2 dan heartrate naek tiba2. Anda yang lebih tau alarm tubuh anda. Lalu coba pikirkan dan evaluasi, gejala2 itu dikarenakan olahraga yang terlalu berat atau akibat deadline bayar cicilan yang udah dekat.
4. Tidur yang cukup. Hidrasi dan sarapan yang baik. Hindari aktivitas outdoor pas lagi terik-teriknya di tengah siang hari, lebih baik minum es kelapa muda aja itu mah lebih faedah.
5. Pake sunblock secukupnya, boleh touch up lipstik atau maskara, tapi tidak perlu digelung konde, rambut disasak, make up artist dan sepatu hak tinggi. Ini olahraga bukan mau wisudaan.
6. Jika aktivitas dilakukan di jalan aga besar atau bahkan jalan raya, lebih baik jika lari/ jalan kaki dilakukan secara melawan arah. Kalau sepedahan sesuai arah jalur sepeda aja. Hal ini lebih memitigasi resiko jika pengendara mobil/motor kurang hati2. Ingat ya melawan arah, bukan melawan orang tua.
7. Lakukan secara bertahap, mulai dr yang pendek-pendek dulu 500m jalan, naek olahraga berikut nya 1km, berikut nya nambah lagi dan seterusnya. Konsisten lebih penting. Sabar aja. Jangan tiba2 jalan/lari/sepeda rute Bandung-Garut atau Garut-Zimbabwe. Ada saatnya nanti.
8. Di zaman industri 4.0 ini, terdapat banyak aplikasi atau tontonan youtube yang memberikan tips2 atau training plan lengkap bagi yang mau berolahraga sbg pemula. Jika kurang jelas boleh aktif bikin diskusi kelompok, aktif cari jurnal tambahan, aktif ikut komunitas atau aktif tanya ayang, anda kan alumni Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) pada era nya.
9. Mulai manfaatkan setiap celah untuk bergerak dan menyalakan strava. Misalnya belanja sayur mayur ke depan komplek, jalan di mol, audit keliling pabrik, ketemu client, pergi ke tempat ibadah, atau dipanggil mertua. Kurang2in nyuruh OB untuk sekedar ambil minum atau beli makan, apalagi cuman kasih tips 2rb, kerjakan sendiri aja.
10. Kalau bawa mobil, coba parkir aga jauhan, jd bisa berjalan kaki dan nyalain strava. Asal jangan, misal mau nonton di BIP parkir nya di Palaguna, keburu udahan film nya itu mah.
11. Lakukan tantangan ini keadaan penuh kesadaran, sukarela, ikhlas dan bahagia agar jiwa sehat badan kuat, sesuai arahan pembangunan lewat Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk menjadi manusia seutuhnya menuju penguasaan IPTEK dan peningkatan IMTAQ.
12. Males gerak dan males memulai itu manusiawi. Setiap orang mengalami nya. Kita sudah terbiasa dikuasai bos di kantor dan mertua di rumah (curhat penulis aja ini mah) . Jangan pula lah dikuasai rasa malas bergerak. Inget kita 7-8 taun lagi masuk umur 50an, jangan pura2 kaget. Hidup Sehat harus jadi jalan ninja kita.
13. Sesungguhnya kalian selama ini sudah menjadi atlet, minimal dalam cabang olahraga angkat beban keluarga dan atlet ketahanan keutuhan rumah tangga. Jadi jangan merasa nyubi-nyubi amat.
B. Tips bagi yg bukan nyubi :
1. Kalian tidak untuk diajarin. Terserah kalian aja. Tapi jangan takabur dan tetap rendah hati. Sebagai manusia kita hanya bisa berencana, isi atm yang menentukan jua.
2. Ajakin nyubi 99 yang lain untuk ikut tantangan 9295 ini. Kampanyekan hidup sehat dan bebas pinjol.
C. Buat Semua
1. Follow IG nya selebsportgram @chaidirakbar (ITB 99) content2 nya lengkap membahas olahraga, keluarga dan komunitas sesuai pengamalan nilai2 yang diajarkan Grup Band Soneta : nada dan dakwah.
2. Dalam menambah khazanah berpikir, follow IG nya komunitas olahraga 99 yaitu @cintalari99 , disitu bisa saling bertukar informasi dan budaya ITB 99 mirip acara titian muhibah.
3. Untuk update ttg acara reuni perak 25 ITB 99 tahun follow IG @itb.1999
4. Setiap meter dan kilometer yang kalian sumbang sangat berarti , krn Tantangan 9925 Ini bukan tentang siapa yang terkuat dan siapa yang terjauh. Ini tentang kita, tentang kebersamaan 25 tahun lalu, dimana kita sama-sama pernah digombalin dengan spanduk besar :
“ Selamat datang putra putri terbaik bangsa”.
Selamat memulai tantangan 9925 Km !! π♂️π΄π»♂️πππ️πΌπΎπ⚽️⚾️
Sukseskan reuni 25 tahun ITB 99
6 Juli 2024
RGI.18052024
AJAKAN TANTANGAN 9925 (1)
Tantangan 9925 Km
ITB 99 reuni 25 taun
*tulisan ini dibuat dalam rangka campaign challenge bergerak dalam rangka reuni 25 tahun ITB angkatan 99
A. Ini adalah Gerakan Angkatan ITB 99 secara kolektif untuk mengumpulkan jarak tempuh bersama sejauh 9925Km (sembilan ribu sembilan ratus duapuluh lima kilometer).
B. Jarak 9925 Km : 99 melambangkan angkatan, 25 melambangkan dalam rangka reuni 25 taun.
C. Tantangan ini berlaku mulai 20 Mei 2024 hingga acara puncak reuni perak ITB 99 pada 6 Juli 2024
D. Petunjuk umum tantangan :
1. Setiap alumni itb 99 diminta untuk melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, berkuda, naik unta, ice skating, maen kasti, dan lain2. Intinya aktifitas fisik, bisa yang dikategorikan sbg olahraga ataupun bukan, yang pasti suatu aktivitas yang melibatkan pergerakan secara kinetis dari satu tempat ke tempat lain yang dapat direkam oleh aplikasi STRAVA.
2. Adapun aktivitas yang minim pergerakan kinetis seperti mindah2in kuda catur, maen monopoli, gulat romawi, berpidato, nonton ‘album minggu kita’, dll walaupun banyak manfaat nya dan bisa direkam lewat strava tidak termasuk kategori yang perlu dilakukan dlm tantangan ini.
3. Tantangan ini harus dikerjakan sendiri oleh yang bersangkutan, tidak boleh didisposisikan/diwakilkan kepada siapapun termasuk kepada suami/istri sendiri, apalagi ke suami/istri orang lain.
4. Tidak diperkenankan melakukan tantangan ini dengan menggunakan bantuan kendaraan bermotor, ebike, pesawat ulang alik ataupun merpati pos.
5. Setiap KM yang anda rekam di STRAVA akan dikumpulkan hingga 9925 KM. Tujuan nya untuk apa ? Ingat, tidak perlu semua kejadian di dunia ini dipertanyakan tujuan nya apa. Mungkin ini sudah takdir. Ambil aja hikmah nya nanti sendiri2.
6. Akan ditetapkan pemenang tantangan ini dalam beberapa kategori seperti peserta individu terjauh (paling banyak pengumpulan KM), peserta terkonsisten, peserta tersabar, peserta terkasian, peserta terpaksa, peserta favorit pilihan kasir Kokesma dan lain-lain. Kategori pemenang dan penetapan pemenang menjadi hak panitia.
7. Pemenang akan diumumkan di acara reuni 25 tahun ITB 99 pada 6 Juli 2024.
8. Segala perbuatan curang peserta tidak akan dikenakan hukuman oleh panitia. Biar Tuhan Yang Maha Esa yang membalasnya. Begitupun setiap kesalahan yang dilakukan panitia, tolong bukakan pintu maaf yang seikhlas-ikhlasnya.
E. Berikut cara ikut tantangan nya :
1. Yang sudah punya dan aktif pake aplikasi STRAVA, tolong Join group strava “ITB 9925”
2. Yang belum install STRAVA, silahkan install dulu aplikasi strava di appstore atau playstore lalu Join group strava “ITB 9925“
3. Yang tidak tahu cara install strava, buka youtube lalu ketik “cara install strava”
4. Jika lewat youtube ga ngerti juga, tanya pasangan aja : “ayang, tolong installin strava dong”
5. Jika no 4 blm berhasil jg, tolong tanya pasangan teman : “ayang, tolong installin strava dong”
6. Jika blm berhasil juga no 5, berati anda lagi berantem sm temen nya. Makanya jangan lupa selalu clearchat
7. Pokonya intinya yg no 2 ya.
F. Syarat mengikuti kegiatan ini :
1. Alumni ITB 99 yang sudah akil baligh
2. Sudah install STRAVA dan join grup “ITB 9925” di strava.
3. Kegiatan ini agar dilakukan dalam keadaan sehat dan meyenangkan, sukarela, saling memaafkan, ikhlas, tidak memaksakan diri, berkomitmen menjalankan butir2 Pancasila dan tetap membayar beban cicilan KPR masing2.
4. Mengajak teman ITB 99 lain nya, minimal ada bahan untuk posting di grup, bukan hanya sekedar aktif di WA grup untuk ucapan “selamat ulang tahun” dan “innalilillahi”, itupun pake sticker.
5. Kegiatan ini tidak dipungut biaya, tapi kalau peserta tetep maksa buat bayar, panitia akan menyediakan merchandise seperti visor, jersey, medali dan lain-lain untuk ditukar dengan uang kartal dan uang giral.
G. Yang belum ngerti juga dengan tantangan ini :
1. Tolong tanya teman ITB 99 lainnya, minimal ada alesan membangun hubungan kembali & bisa jaga silaturahmi
2. Kalau dah tanya temen sama sama ga ngerti, tlg tanya panitia.
3. Kalau gatau panitia nya siapa, ulangi no 1 sampai no 3 sampai lebaran taun depan.
4. Kalau dah nanya panitia ga ngerti juga, tolonglah instropeksi diri siapa tau yang anda tanya Panitia Idul Adha.
RGI.12052024
bersambung.
Thursday, November 28, 2019
SAYA DAN PALEMBANG TRI 2019
*) Bacaan bagi para virgin tri
(Bagian 5)
Kawan,
Jakabaring Pelambang adalah venue dimana Asian Games 2018 cabang Triathlon diperlombakan. Oleh karenanya, untuk saya yang alumni SD INPRES ini, keinginan untuk turut serta berlomba di Palembang Triathlon bagaikan Adam Jordan mendambakan Lulu Tobing di sinetron Tersanjung 3 : menggebu-gebu & terburu nafsu.
Kawan, race di Palembang ini istimewa. Pada race triathlon yang sudah-sudah, saya biasanya tidak memiliki beban apapun kecuali mengalahkan diri dari rasa takut menghadapi laut, lalu berjibaku melawan lelah ketika bersepeda dan lari, berjuang dari ketabahan beresin tagihan kartu kredit biaya race&akomodasi, dan paling penting tetap membangun biduk rumah tangga tetap harmonis sehari setelahnya.
Sedangkan kali ini saya dihadapkan pada kompetisi internal yang tidak berfaedah, persaingan yang tidak memberikan keuntungan apa-apa dan berlomba dalam kesia-siaan. Ya, saya akan bersaing dalam sebuah kejuaraan virtual yang menjurus ghoib. Pesertanya ? 4 orang. Itupun 1 mengundurkan diri.
Di antara 400 peserta Palembang triathlon lainnya, saya berkompetisi melawan teman-teman seangkatan kuliah yang akrab namun kurang harmonis, yaitu sebagai berikut :
1. Maryandi. Pemegang rekor lari 400m putra olimpiade ITB angkatan 99. Maryandi lulus cenderung cumlaude dari Planologi ITB. Kemampuan dribbling bolanya di atas rata-rata pemain bulutangkis, kekuatan fisiknya kombinasi Rully Nere dan Jeremy Teti. Prestasi terbesar dan layak dikenang dalam hidupnya adalah berhasil meyakinkan istri untuk dibelikan sepeda TT dan kemudian rumah tangganya tetap akur (setidaknya begitu yang diperlihatkan di media social).
2. Adi Mulyadi. lulus meyakinkan dari jurusan Kimia ITB. Sangat terobsesi mirip Syahrul Gunawan. Fokus mendalami triathlon untuk menebus masa kelam hidupnya yaitu tidak lulus casting “Jin & Jun”. Kemampuan Adi bertriathlon didukung oleh penguasaan tentang “10 dasar kesalahan berenang tingkat pemula”. Pengetahuan lugas tentang teknik efektif bersepeda, serta hafalan doa-doa manasik haji adalah kunci utama kepercayaan dirinya.
3.Lawan terakhir saya dan yang paling kuat adalah Meidy Utama, lulus Cumlaude Teknik Lingkungan ITB 99. Kemampuan memainkan gitar klasik dan penguasaan sempurna dalam tajwid kitab suci menandakan Meidy sebagai produk berhasil dari program Bang Haji Roma pada era repelita IV : Nada dan Dakwah. Meidy adalah kombinasi sempurna antara olahragawan, ilmuwan dan copet pasar baru : Analisa tajam, tidak banyak bicara dan larinya terbirit-birit. Namun sayang di saat-saat akhir Meidy mengundurkan diri karena alasan istri. Alasan absolute yang saya yakin Adolf Hitler saja tidak berani membantahnya.
4. Chaidir Akbar. Teknik Lingkungan ITB 99. Ketua Triathlon Buddies. Jelas ini bukan lawan. Bertugas sebagai juri dan sekaligus pemegang kendali komando seperti petugas iqomat. Tangan dinginnya dalam melatih calon triathlete setara dengan Dedi Dores dalam mengorbitkan penyanyi pop rock macam Nike Ardila dan Popi Mercury. Kami semua mempunyai pandangan yang sama bahwa dari kami berlima dialah satu-satunya yang paling pantas menyandang gelar brand Ambassador Hoka One one, Garmin, Sepeda Trek, Herbalife, sirup Marjan, pelancar ASI Asifit hingga On Clinic.
Palembang tri memiliki rute yang sungguh epic. Berenang 1500m akan dilakukan di danau Jakabaring yang jernih airnya, tawar rasanya dan tentunya tanpa ombak dan arus ! Bersepeda 40Km melintasi jembatan bersejarah dan terindah, yaitu jembatan Ampera. Kemudian berlari 10K akan mengitari komplek Jakabaring Sport City. Persis rute ASIAN GAMES. Rute ini sungguh menarik untuk siapapun yang menunaikannya, terkhusus untuk kami berlima, generasi remaja harapan orde baru yang pada masa kecil pernah terluka kesehatan mentalnya oleh undian PHP permen karet YOSAN.
OMBAK DAN ARUS
Tidak seperti biasanya, menghadapi di Palembang tri ini saya menjadi pribadi yang inheren dengan rasa tenang dan berkawan baik dengan percaya diri. Faktor utamanya dikarenakan swim leg kali ini akan dilakukan di danau yang jelas tanpa ombak dan arus.
Kawan, saya coba jelaskan sedikit duduk perkara bedanya ombak&arus dan kenapa ini penting bagi para kebanyakan mualaf triathlete.
Ombak dan arus adalah duet maut dengan dua kepribadian yang berbeda seperti halnya Batman dan Robin, Hawkeye dan black widow atau Endang S Taurina dan Ratih Purwasih.
Apakah setiap lomba di laut kita akan mendapati ombak dan arus laut sekaligus atau tidak, itu bagai permainan dadu. Kadang beruntung seperti dapat undian porkas, kadang sial seperti lupa clear chat.
Kita ga bisa duga, ombak dan arus kadang hadir kadang izin alfa. Oleh karena nya doa-doa adalah penentu, itulah mengapa swim leg merupakan bentuk amal ibadah yang lebih baik daripada menyantuni wanita berhak tinggi.
Apa perbedaan ombak dan arus ? Begini kawan.
Ombak itu dari tampakan nya saja seperti tatapan guru BP pada murid yang ga pakai sepatu warrior : sungguh horror dan bikin ciut. Sedangkan arus adalah hipnotis istri untuk membuka pin HP yang padahal sudah dikunci kombinasi davinci code sekalipun.
Ombak adalah tangible, tampak mata dan gertakan, adanya di permukaan. Sedangkan Arus bersifat intangible, tidak terlihat namun menghanyutkan. Jika ada teriakan “Ini whatssap dari siapaaa??” nah itu suara ombak, sifatnya menggelegar dan bikin cegukan hilang. Sedangkan bisikan lirih “Transfer ya sayang” adalah arus bawah laut, menghanyutkan dan sunyi melenyapkan.
Ombak laut dalam sekejap dapat mengubah seorang triathlete jadi sapi glonggongan, sedangkan arus laut dapat membuat triathlete bersakit-sakit dahulu dan berenang-renang tidak mencapai tepian. Ombak dan arus diciptakan agar para penggiat triathlon tetap rajin berlatih dan selalu dekat dengan Tuhan.
SWIM LEG
Hemat cerita, tibalah saya pada start line. Bendera start diangkat setelah agak terlambat 30 menit dari jadwal yang ditetapkan. Keterlambatan ini masih dalam batas toleransi kami menunggu. Buat kita para triathlete dewasa menunggu selama 30 menit tidak ada apa-apanya, karena kami para pria berpengalaman pernah menunggu hingga 40 hari 40 malam hingga selesai masa nifas.
Kami berenang di danau Jakabaring ini dengan jarak 1500m dengan rute yang membentuk segilima, sehingga total ada 4 buoy sebagai "checkpoint" di danau, sehingga anggap lah jarak antar garis start buoy adalah rata-rata 300m. Adi Mulyadi, Saya, Maryandi berbarengan masuk nyebur ke danau secara bersamaan. Maryandi bergaya lompatan atlet PORDA, gagah. Saya dengan gaya peloncat indah, tapi gagal. Sedangkan Adi dengan gaya pasien IGD turun dari korsi roda.
Kawan, berenang di start triathlon 300m pertama adalah selalu tentang ujian ketenangan dan pendidikan rasa sabar. Tidak terbawa suasana balapan dengan orang lain adalah modal dalam mengarungi kehidupan 1200m sisanya. “kepala ada di kaki, kaki berada di kepala” bukan lagi peribahasa puitis yang penuh kepalsuan konotatif.
Tersenggol, tertendang, tersikut perenang lain biasa terjadi. Kami antar triathlete sudah saling mengerti dan teruji tingkat kedewasaannya. Mungkin kebanyakan triathlete adalah alumni penonton konser punk atau dangdut koplo. Jadi kami tidak akan saling tersinggung sama lain apalagi hingga emosi.
Tapi, rasa saling mengerti yang sedang duduk manis ini tiba-tiba hilang tak bertuan saat Maryandi tanpa salam dan doa untuk 5 agama, tiba-tiba menyusul ngebut dan menyelinap di antara perenang lain. Sejurus kemudian Maryandi terdepan lalu menghilang.
Saya tahu Maryandi adalah pemain bola jagoan, penghafal handal rumus-rumus kalkulus dan suami perayu ulung yang senantiasa menghindari konflik antar suku dengan istrinya sendiri. Tapi eskalasi kemampuan berenang Maryandi membuat saya terheran. Di Palembang Tri ini Maryandi gilang-gemilang, setidaknya itu yang tampak mata saya di 300m pertama. Selebihnya saya tak tahu lagi, karena saya kembali berhadapan dengan konflik horizontal dengan diri saya sendiri. Di mana Adi Mulyadi ? Walau tampaknya sedang mempraktekan hafalan "10 kesalahan gerakan berenang di danau", pace berenang nya tetap lebih cepat dibanding Ibu hamil selesai sesar.
Hingga mencapai bouy ke-3 sebetulnya saya tak mengalami kesulitan berarti di swim leg ini kecuali satu hal : kecepatan. Ya, saya dan kecepatan dalam berenang belum saling mengenal jauh, kami masih dalam taraf perjodohan yang dipaksakan. Jadi kami masih di jalan hidup masing-masing tidak saling cemburu. Sedangkan di sisa 300mm akhir, saya kembali ke kebiasaan kesalahan lama yaitu mismanagement gerakan antar lini stroke, kicking, gliding, breathing, sighting. Saya keseringan breathing-sighting-breathing-breathing-sighting, atau kosakata sederhana nya : ngap-ngapan.
Selesai swim leg dan keluar danau, saya sepertinya berada di rombongan akhir para perenang yang mencapai tempat transisi. Adi Maryandi dan Maryandi tampaknya jauh selesai duluan. Saya menghabiskan waktu selama 55 menit, ini catatan terbaik saya dalam mencapai 1500m swim leg selama mengikuti triathlon Olympic Distance di Palembang. Ya karena baru sekali ini. Saya mendapati tempat transisi (T1) seperti baris tarawehan pada 10 malam terahir : sepi dan tersisa yang tua-tua.
BIKE LEG
Waktunya menghadapi bike leg 40Km yang dibagi atas dua loop. Saya akan melintasi 2 tanjakan di jembatan tinggi Ampera. Seharusnya ini perkara kecil dibanding penderitaan tanjakan yang pernah saya alami di triathlin sebelumnya. Yaitu melewati 6 kali tanjakan di Cebu, 18 kali tanjakan argenia loop Sentul dan 24 kali tanjakan percobaan minta sepeda TT ke istri.
Dua jalur di sepanjang jalan jembatan ampera Palembang ini dibagi dua, satu untuk kami para pembalap sepeda, satu jalur untuk para pengendara bermotor. Tampak sekali para pengendara bermotor kota pempek ini menyemangati kami para pembalap, yaitu dengan cara membunyi-bunyikan klakson nya. Sungguh riuh. Saya bersemangat. Walau ternyata hal itu fantasy belaka, ternyata klakson2 tersebut agar kami para pesepeda segera menyingkir jauh.
Saya tidak menyia-nyiakan waktu untuk memacu si Bungsu, begitu sepeda saya biasa dipanggil. Target saya menyusul Adi dan Maryandi demi memenangkan persaingan yang tidak bernilai akhlakul karimah apa-apa ini. Namun belum sampe 20 menit diatas sepeda, hujan besar bertatap muka di Palembang, jarak pandang jelas terbatas sekitar 100m. Saya sedikit berhati-hati takut sepeda kepeleset dan jatuh dari jembatan Ampera ke sungai Musi, masa saya harus mulai dari swim leg lagi.
Selama bike leg ini saya berharap dapat melihat atau berpapasan dengan para triathlete nasional sekaligus atlet tuan rumah, seperti Jauhari Johan dan Ahlul Firman,sayangnya ga kesampean. Tampak di rombongan pleton depan ada beberapa yang saya kenal seperti triathlete pejuang antidiabetes Sdr. Piston, sahabat saya sesama anggota Barudak Triathlon Bandung Pak Hendra Kimshenk dan si ganteng maut berdarah cuko asli Palembang keturunan Hakim Olajuwon, Sendy Putra.
Tampak yang lain seperti Adi, Maryandi dan drg. Aditya berada di rombongan pleton yang sedikit tercecer di belakangnya. Sedangkan saya berada di belakang nya lagi, masih berjarak sekitar 3Km dari mereka dan dalam masa perjuangan menyusul selebtrigram kuat kombinasi Lisa Blackpink dan Daud Jordan : Hilda Novianti (@hildnov). Tidak jauh di belakang saya ada Bu Febe (istri pa Hendra Kimshenk) dan adik kelas saya di kampus, Luthfi yang menggunakan sepeda lipat. Ironi.
Di loop kedua, pelan-pelan hujan mulai mereda dan pelan-pelan saya dapat memotong jarak dari Maryandi dan Adi. Tapi karena pelan-pelan, hingga finish bike leg berakhir saya tidak bisa menyusul mereka berdua. Apalagi Piston, Pak Hendra dan Sendy sudah jauh di depan. Sedangkan Hilda ada dimana, saya tidak memerhatikannya lagi. Kata almarhum ayah saya, tidak baik cari-cari istri orang lain.
RUN LEG
Masuk transisi 2, antara sepeda dan lari, saya mendapati semua barang dan peralatan yang saya simpan di transisi seperti sepatu, kaos kaki, visor, bib, baju ganti, foto istri*) basah kuyup karena hujan tadi. ini pelajaran berharga buat saya agar kedepannya barang-barang di transisi baiknya dilindungi kantong plastic, tenda atau asuransi merangkap investasi.
*) dalam konfirmasi
Di run out ternyata ternyata bertemu Maryandi. Kami ngobrol sebentar dan tersadar bahwa persaingan di antara berdua ini hanyalah bersifat fana, tapi tidak dengan Adi Mulyadi. Maka kami bersepakat untuk bersekongkol untuk lari bersama-sama menyusul Adi di depan. Setidaknya kami dapat saling menyemangati dan bercerita satu sama lain, minimal dengan Bahasa isyarat. Karena sebetulnya kami tidak ingin bersaing, hanya keinginan saling mengalahkan saja yang sangat besar.
Tampak Adi terlalu jauh untuk disusul, karenanya lepas 5km pertama Maryandi mendisposisikan seluruh kewenangan menyusul ini kepada saya, ditambah tidak ada lagi bahan pembicaraan diantara kami. Ternyata mengobrol sambil berlari kedua setelah berenang 1500m di danau dan bersepeda 40K tak ubahnya keramas sambil push up : belepotan.
Kawan, run leg ini dilakukan di dalam kompleks jakabaring, luar biasa steril dan kami berlari sekencang mungkin tanpa rasa khawatir kesenggol kendaraan bermotor, motor melawan arah atau razia mobil ganjil genap. Namun di 5Km kedua tidak ada lagi kekuatan apapun dari diri saya untuk memacu lari, yang penting finish sehat dan keluarga tetap utuh.
Akhirnya Adi Finish duluan kemudian disusul saya dan diikuti Maryandi. Tampaknya secara de facto Adi Mulyadi memenangkan kompetisi internal ini. Tak terima dengan keputusan ini, kami (tepatnya saya dan Maryandi) bersepakat melakukan rekapitulasi per leg. Dan hasilnya adalah, untuk swim leg 1500m persaingan sia-sia ini dimenangkan Maryandi dengan 43:41 menit, bike leg 40Km dimenangkan Adi dengan 1:14:47 dan run leg 10Km dimenangi saya dengan waktu 53.53 menit. Hasil yang cukup adil namun rawan konflik di tingkat banding.
PENUTUP
Rasa syukur terbesar dari kami bertiga adalah kami tetap sehat dan tidak disusul Hilda Novianti dan Bu Febe. Beruntung juga bahwa kami tidak satu kategori race bersama dengan para triathlete golongan sayap radikal saperti Narita Diyan (@naritadiyan), Ayu Sumardoko (@ayu_soemardoko) dan atau Xtin Milan (@x.t.i.n_m.i.l.a.n). Pengalaman buruk saya disusul di duathlon Powerman, Pariaman Triathlon, Sungai Liat triathlon oleh mereka-mereka adalah bukti empiris bahwa emansipasi wanita kejam bagi kami, para pria dengan keterbatasan stamina.
Selesai race kami bertiga melakukan konsolidasi angkatan dengan Kuch Chaidir Akbar, kami mendiskusikan banyak hal dan mengambil satu kesimpulan bersama. Bahwa sesungguhnya jika ikut race Palembang Triathlon jarak OD pada hari minggu yang diguyur hujan lebat, maka dipastikan besoknya akan memasuki hari Senin.
Demi masa depan yang lebih future.
Rizal Ginanjar
@sukria21
Triathlon Barudak Bandung
27.11.19
Subscribe to:
Posts (Atom)