Tuesday, July 07, 2015
Saya dan teman-teman Hobbit
Kawan,
Jauh sebelum film Hobbit dibuat dan diproduksi, saya berkeyakinan bahwa kaum kerdil yang heroic dan tangguh adalah nyata adanya. Setidaknya itulah kami.
Saat saya kelas 2 SMP, saya berteman baik dengan seorang abg pramuka fanatik, ambisius dalam ilmu tali temali, terobsesi dalam mengamalkan butir-butir pancasila serta visioner dalam menambah centi tinggi badan. Yaitu : Ahmad Suparjan.
Teman baik saya lain adalah Faizal Noor, biasa dipanggil Kimung. Abg superlabil ini selalu memakai topi dengan kemiringan 45-55 derajat kearah kiblat. Kimung Mempunyai cita-cita ingin seperti Aa Boxer namun berbadan mini seperti batere Alkalin AAA, bermotivasi tinggi untuk mempelajari filosofi kenek angkot serta selalu menulis dalam bentuk tegak bersambung.
Adalagi Imas Rohimah -kami biasa memanggilnya Ipol- wanita mini dari Bandung Utara berbodi aduhay sintal seperti hasil kawin campur antara Rihana dan ukulele. Ipol bercita-cita menjadi Paskibra pusaka tingkat nasional. Namun apadaya ujian pertama mengenai tinggi badan minimal membuat Ipol menggantungkan cita-citanya di langit yang lain, yaitu menjadi pedagang abon ikan cakalang.
Tinggi kami berempat masing-masing tidak lebih dari panjang 2,5 kali pentungan satpam sekolahan. Berat badan tidak melebihi nomer sepatu dewasa Negara-negara katulistiwa kebanyakan. Langkah kami cepat, sigap dan tergesa-gesa namun tidak efektif dalam mencapai tujuan.
Dalam urusan olahraga kami selalu selaras senasib sepenanggungan. Buat kami bola basket adalah olahraga yang mubah. Lebih banyak mudorot daripada pahalanya untuk tim. Kalau pun kami dimainkan menjadi anggota tim, itu hanyalah untuk mengecoh strategi. Sialnya, yang terkecoh tidak saja tim musuh, tapi juga tim sendiri.
Di cabang Volley ball sedikit lebih baik, namun tetap tergolong makruh. Lebih baik ditinggalkan daripada dilaksanakan. Tupoksi kami adalah menjauh dari net sejauh mungkin. Dibolehkan melakukan serve (serpen) saja buat kami sudah seperti mendapat penghargaan kalpataru. Otoritas tertinggi kami sebagai pemain cadangan adalah mencari tukang pompa bola jikalau bola sedang kempes serta tidak lupa mengelap hingga kering jika bola sudah masuk comberan.
Namun dalam permainan sepakbola kami punya pesona tersediri. Kami adalah trio maut kombinasi Rui Costa, Luis Figo dan Asep Dayat. Kelebihan Ahmad Suparjan adalah lari kencang sekencang-kencangnya seperti kijang yang ingin buang air besar. Wilayah operasi Ahmad Suparjan menyusur pinggir lapangan sisi kanan. Tak ada pemain lawan yang tidak bisa dia lewati di sisi itu. Tua atapun muda, sudah disunat atau belum, tentu akan sulit mengejar dribble-sprint nya Ahmad Suparjan. Kekurangan Ahmad suparjan cuman satu, dia selalu lupa kalu lapangan bola itu ada batasnya dan tak sepanjang tol Padalarang-Cileunyi. Jadi dalam total percobaan Ahmad Suparjan berlari sprint melewati bek lawan dalam satu pertandingan, jumlah bola out meninggalkan lapangan selalu lebih banyak dibanding dengan jumlah Mentri di Kabinet Gotong Royongnya Megawati dan Hamzah Haz. Namun Buat Ahmad Suparjan menang sprint dengan bek lawan sudah lebih membahagiakan dibanding nonton program TVRI Album Minggu Kita.
Lain lagi dengan Kimung, dia jago teknik menggiring bola di tengah lapangan. Melewati 3-4 pemain sekali dribble sudah lah biasa baginya. Teknik menggiring bolanya adalah gabungan antara teknik seruduknya Mike Tyson dan senam SKJ 88 menit ke 1:35. Kkekurangan Kimung hanya satu yaitu kesuperlabilan. Barang siapa yang menyentuh dan membuat derajat kemiringan topinya bergeser 1 derajat saja, pastinya diajaknya berkelahi. Dan biasanya, belum menginjak 1/2 babak pertama, setengah pemain lawan sudah diajak berkelahi di dalam lapangan. Memasuki ¾ babak pertama, biasanya 3/4 lawan sudah diajaknya berkelahi di luar lapangan. Begitu eskalasinya.
Dengan kemampuan dan skill yang ada, umpan terobosan Kimung dari tengah lapangan dan atau umpan silang ahmad suparjan dari sisi kanan jelaslah memudahkan saya untuk merobek-robek gawang lawan dalam posisi saya sebagai penyerang tunggal*).
Jika gol terjadi kami bertiga melakukan selebrasi dengan gaya fenomenal 1990-an yaitu trio Mono, bagong dan semar dalam lakon Aneka Ria Safari. Dijajaran supporter, saat selebrasi gol ke gawang lawan membahana, Ipol hanya melemparkan senyuman maut mematikan dan mengacungkan jempol di tangan kanannya, sedang di tangan kirinya tetap teguh memegang buku bacaan literatur, sepertinya berjudul:
Cara cepat menggaet pacar pengusaha abon tingkat pemula .
*bersambung
*)Definisi Penyerang tunggal di sini adalah posisi striker yang dalam tujuh pertandingan hanya menghasilkan gol tunggal).
Subscribe to:
Posts (Atom)