Berati satu langkah lagi persib jadi juara Liga Indonesia 2014. Liga yang selama 18 tahun ini berubah jadi liga jadi2an, liga atur2an, yang jauh penuh drama dibanding sinetron "Saling memberi saling menerima". Tidur saya kurang nyenyak semalam kusabab masih euforia ingin nonton persib di final, yang tidak pernah saya lakukan seumur hidup saya. Pas tahun 1995 saat final lawan petrokimia, saya tidak berkesempatan untuk nonton Persib di Gelora Senayan (kata sambas, dulu), sekarang GBK. Saat itu saya dilarang orangtua, maklum saya masih kelas 2 smp dan rata-rata yang pergi ke jakarta dari kampung saya pergi naik truk terbuka. Orang tua cerdas dan bernas seperti Ibu dan Bapak saya jelas akan melarangnya. Jadi ya sudah saat itu saya tetap tinggal dibandung, nonton Persib vs Petrokimia lewat TV Digitec Ninja 14 inch, yang seperti kita maklumi bersama untuk mendapatkan gambar yang mulus seperti kulit Syaiful Jamil, antenanya harus digeret pake bambu yang menjulang seperti monas. Ya, ini lah saatnya saya nonton Persib di Final. Final jelas bukan pertandingan putaran liga biasa yang cuma pengaruhi peringkat di klasemen, bukan juga seperti pertarungan KIH Vs KMP di DPR yang lucu-lucuan. Ini pertarungan kalah dan menang, seperti halnya Elias Pical Vs Galaxy, Muhammad Ali VS George Foreman atau Julia Perez Vs Dewi persik. Menang berarti juara, pahlawan dan diagung-agungkan bak Habib Rizieq di FPI. Sedangkan kalah berarti pecundang dan tanpa ampun, serta tidak punya kesempatan untuk menggugat ke MK, PTUN atau KUA sekalipun untuk merubah hasil pertandingan. Pertandingan diputuskan untuk dilangsungkan di Jakabaring, Palembang. Sayang tidak di Jakarta memang. Tapi ga usah dipikirkan apalagi dicurigai. Karena sesungguhnya rasa curiga sudah menjadi hak monopoli istri. Berangkaaat ..
Wednesday, November 05, 2014
Persib asup pinal mang ..
Kalau pun ada yang bilang persib menang lalu tidur menjadi tibra, ternyata salah juga. saya mengalaminya semalam ..
Kemenangan Persib hancurkan Arema 3-1 adalah segala keindahan dari yang tersisa di kepulauan nusantara akhir2 ini diantara kusutnya DPR, ilegal fishing, ilegal logging hingga ilegal protitusi. *mana ada prostitusi yang tidak ilegal ya*.
Kemenganan persib adalah puncak dari penatnya hiruk pikuk pekerjaan, ditolaknya ide sama bos2 yang boloho tapi sok tau, rekan kerja yang antikorupsi tapi mark up anggaran, dan istri yang cantik dan pura2 ramah padahal terus menuntut ingin mini cooper.
Ini bukan tentang mengalahkan Arema-nya (yang biasa terjadi), bukan juga tentang skor 3-1 nya, tapi ini tentang masuk ke final nya
Subscribe to:
Posts (Atom)